Senin, 24 Oktober 2011

PERSEMIAN BANDARA INTERNASIONAL LOMBOK

Sambutan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam acara peresmian BIL intinya :
Bahwa hadirnya Bandara Internasional Lombok adalah tepat waktu. "Pertama, secara nasional bisnis angkutan udara meningkat secara signifikan. Ini menunjukkan ekonomi terus tumbuh, penghasilan masyarakat juga meningkat, meskipun masih harus kita tingkatkan, dan golongan ekonomi menengah makin meningkat. Otomatis penggunaan jasa angkutan udara meningkat," kata SBY dalam sambutannya saat meresmikan Bandara Internasional Lombok, Nusa Tenggara Barat, Kamis (20/10) pagi.

Kedua, secara provinsial atau daerah, NTB sangat potensial untuk menjadi kawasan wisata. "Oleh karena itu diperlukan bandar udara bertaraf internasional. Ketiga, ada keinginan masyarakat agar bandara ini dapat menjadi salah satu tempat embarkasi dan debarkasi dari jemaah haji. Saya berharap segera dikaji dan dipersiapkan untuk bisa kita wujudkan. Harapan saya bisa diwujudkan nantinya menjadi tempat embarkasi penuh," ujar SBY.
 Presiden SBY juga menyetujui usulan penambahan panjang runway yang saat ini 2.750 meter menjadi 3.000 meter agar bisa dilandasi pesawat yang lebih besar bagi tempat embarkasi haji. "Silakan Menteri Perhubungan mewujudkan. Akses jalan keluar masuk bandara juga agar segera diselesaikan untuk melengkapi infrastruktur bandara," jelas Kepala Negara.

"Poin keempat mengapa pembangunan bandara ini tepat waktu adalah karena sejalan dengan upaya kita membangun keterhubungan secara domestik dan regional. Dengan empat alasan itulah maka bandara yang sudah lama dinantikan ini akhirnya dapat kita hadirkan," SBY menerangkan. 

 Konsep pembiayaan pembangunan Bandara Internasional Lombok menurut Presiden SBY adalah model yang baik bagi pembangunan infrastruktur. "Ini adalah contoh yang baik. Pembangunan bandara ini menelan biaya hampir Rp 1 triliun dengan sumber pendanaan dari PT Angkasa Pura I sebesar Rp 800 miliar, sedangkan sisanya pemerintah Provinsi NTB dan pemerintah Kabupaten Lombok Tengah. Ini adalah contoh yang baik. Mudah-mudahan daerah yang lain mencontoh pembangunan seperti ini," kata SBY memuji. 



"Mengapa baik? APBN kita ini memang makin besar, tapi yang dibiayai juga banyak. Banyak sekali infrastruktur, antara lain bandara di seluruh Indonesia yang harus dibangun. Belum untuk membangun jembatan, jalan, irigasi, bendungan, dan sebagainya. Kalau semuanya menggunakan uang APBN tentu tidak cukup, atau mengantrinya terlalu lama bagi masing-masing provinsi untuk mendapatkan alokasi anggaran APBN," SBY menjelaskan.


"Oleh karena itu, infrastruktur yang memiliki nilai komersial, kita harapkan menggunakan anggaran non APBN utamanya, biasanya swasta atau BUMN dan ada kontribusi dari daerah. Ini adalah model yang sangat baik," SBY menegaskan.